MENYIAPKAN SKENARIO CENTRAL LOCATION TEST


Istilah "central location test" atau "test hall" mengacu pada tes terhadap konsumen yang dilakukan di fasilitas khusus yang disesuaikan di lokasi yang nyaman di mana kelompok-kelompok besar orang dapat berkumpul. 

Central Location Test (CLT) pada dasarnya adalah metode survei tatap muka dimana responden akan diundang, baik melalui pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya. Metode ini dirancang untuk studi yang memerlukan materi stimulus yang mungkin akan ditampilkan dan/atau diuji dalam kondisi standar. 

http://penelitianpasar.blogspot.com/Misalnya, dalam tes kemasan mungkin perlu menampilkan rak toko dalam ukuran yang sebenarnya atau mengukur eye-tracking, yaitu tes sensorik atau pemantauan gerakan mata responden menggunakan pencahayaan khusus dan ratusan sampel (prototipe) yang perlu disimpan dalam kondisi yang cukup aman, dll.

Untuk menyiapkan penelitian ini, sebuah lembaga riset harus mengambil sejumlah keputusan yang berdampak pada kualitas sekaligus memiliki nilai pemasaran dari data yang akan diperoleh. 

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah penelitian Central Location Test antara lain; 
  1. Skenario tes seperti apa yang akan digunakan?
  2. Haruskah responden diberitahu nama merek item/produk yang diteliti?
  3. Lokasi seperti apa yang akan dipilih untuk penelitian ini?
  4. Kriteria apa yang harus diperhitungkan dalam pemilihan (screening) responden?
  5. Bagaimana membujuk responden untuk mengikuti penelitian ini?
  6. Seberapa yakinkah proses penelitian ini bisa dikendalikan dengan aman sampai akhir?
  7. Apakah penentuan jadwal penelitian telah dirasa efektif?


Ketika merencanakan sebuah penelitian central location test, ada beberapa skenario yang bisa kita lakukan. Jika masing-masing responden hanya akan menilai satu produk, maka tes dengan skenario "monadik" bisa kita gunakan, sedangkan jika ada kebutuhan untuk menguji beberapa produk sekaligus, salah satu skenario tes lainnya bisa digunakan. Pemilihan skenario tes ini tidak hanya bergantung pada jumlah produk yang akan diuji tetapi juga pada tujuan khusus penelitian itu sendiri. 

Monadic Test
Dalam hal ini setiap responden menilai hanya satu produk kemudian dituangkan dalam sebuah kuesioner. Skenario ini digunakan dalam situasi misalnya peluncuran produk baru, yaitu untuk mengetahui apakah produk yang akan diluncurkan dapat diterima oleh konsumen. Jenis tes ini juga dapat digunakan untuk menilai produk-produk inovatif atau tidak memiliki kompetitor secara langsung di pasar. Jika ada kompetisi, maka tujuan dari tes ini adalah untuk menentukan posisi produk dalam kaitannya dengan produk pesaing, dan/atau untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan dari produk pesaing. 

Paired Comparison
Ini merupakan tes perbandingan yang paling sederhana, yaitu melibatkan responden yang diperlihatkan dua produk pada saat yang sama dan meminta mereka untuk membandingkan dalam hal kriteria yang telah ditentukan kedalam sebuah kuesioner. Skenario ini juga bisa digunakan untuk membandingkan formula yang berbeda dari produk yang sedang dikembangkan dalam rangka mengetahui produk mana yang paling cocok untuk dipasarkan. Penting untuk diingat, bahwa evaluasi produk dalam tes perbandingan ini adalah evaluasi yang bersifat relatif, responden akan menilai produk mana yang menurut mereka adalah baik. 

Sequential-monadic test
Sequential-monadic test biasanya digunakan untuk mendapatkan kedua penilaian produk baik relatif maupun absolute. Skenario ini melibatkan responden yang akan diminta untuk mengevaluasi beberapa konsep dengan cara dirotasi satu demi satu. 
Pertama, responden diberikan satu produk dan diminta menilainya melalui sebuah kuesioner. Kemudian diberi produk yang kedua, dan memintanya untuk menilai lagi melalui kuesioner kedua. Terakhir, responden diberi sebuah kuesioner untuk membandingkan produk pertama dan kedua. Responden harus mendapatkan semua konsep secara merata sebagai titik awal, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk melihat setiap konsep pertama. 
Responden pertama menilai setiap produk secara terpisah, dan kemudian membandingkannya. Hal ini memungkinkan klien untuk menentukan apakah perbedaan antara produk akan ditunjukkan oleh responden selama melakukan evaluasi perbandingan akhir. 

Proto-monadic test
Skenario ini berbeda dengan sequential-monadic test karena tidak ada kuesioner untuk menilai produk kedua. Produk pertama yang dinilai dan produk kedua hanya digunakan sebagai pembanding produk pertama. Urutan di mana produk yang diperlihatkan akan dirotasi, sehingga akan memberikan hasil perbandingan, sekaligus evaluasi pada masing-masing produk. 

Repeat paired comparison
Dalam skenario ini responden diminta untuk membandingkan dua produk yang sama setidaknya dua kali. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa penilaian responden tidak akan sembarangan atau hasil dari sekedar kesan sesaat. Responden akan diberikan dua produk sekaligus, dan sebuah kuesioner untuk membandingkan diantara keduanya. Namun responden tidak diberitahukan bahwa produk-produk tersebut adalah sama. 

Dari semua skenario di atas, di mana ada sejumlah besar varian produk yang akan diuji, maka solusi yang dirancang adalah responden hanya menguji sebagian dari semua varian. Hal ini biasanya karena pembatasan anggaran atau waktu, atau sarana yang terbatas untuk menguji sejumlah besar sampel dalam satu sesi. Misalnya, ketika menilai rasa biskuit, dengan mencoba 4-5 produk, biasanya responden sudah dapat membedakan antara tingkat kemanisan biskuit berikutnya. 

“Blind” and branded tests
Merek merupakan bagian dari produk secara integral. Dalam menilai sebuah produk maka akan terhubung dengan kesadaran dan persepsi merek, opini yang objektif tentang pengguna, dan pengalaman konsumen terhadap merek tersebut. 

Untuk semua alasan ini, maka pertimbangan perlu atau tidaknya pemberitahuan merek dari produk yang diuji kepada responden menjadi sangat krusial, dan semua ini harus kembali kepada tujuan penelitian itu sendiri. 

A "blind" test harus digunakan di mana opini yang objektif tentang atribut produk itu sendiri (rasa, penampilan, dll) yang diperlukan - sehingga merek tidak akan mempengaruhi penilaian. Tes tersebut digunakan untuk membandingkan produk pesaing (mereka mengungkapkan perbedaan yang paling jelas diantara produk) atau pada tahap desain produk - tes pada prototipe memungkinkan produsen untuk menciptakan formula yang paling cocok untuk konsumen.


Disunting oleh: Sutrisno
dari berbagai sumber*
Share on Google Plus