Konsumen Indonesia ternyata paling gila merek dibandingkan
konsumen di negara Asia lainnya, termasuk China. Mereka jadi loyalis
merek-merek ternama terutama karena dipesona oleh galeri-galeri modern yang
menawarkannya, disamping karena pengaruh media.
Survei perilaku belanja konsumen McKinsey yang dilansir lewat studi terbaru
mereka berjudul The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential,
mengungkapkan konsumen Indonesia umumnya sadar merek dan sebagian besar sangat
loyal.
Lebih dari 90 persen konsumen sudah mengetahui dan menentukan merek yang
akan mereka beli sebelum mengunjungi pusat-pusat belanja. Mereka juga tidak
mudah mengubah pilihannya dari merek-merek yang sudah terbiasa mereka gunakan.
Yang menarik, jika persepsi umum mengatakan konsumen Indonesia biasanya lebih
suka menjatuhkan pilihan karena harga yang murah, survei McKinsey berkata
sebaliknya. Menurut survei itu, konsumen Indonesia umumnya paham bahwa semakin
mahal sebuah merek, semakin tinggi kualitasnya. Dan kesadaran semacam ini,
tambah survei tersebut, sangat tinggi, lebih tinggi bahkan bila dibandingkan
dengan konsumen China.
Fakta lain yang penting adalah tentang apa yang paling mempengaruhi konsumen
Indonesia dalam membuat keputusan memilih suatu merek. Menurut survei McKinsey,
berbeda dengan konsumen di negara Asia lainnya, konsumen Indonesia dipengaruhi
lebih sedikit tipe media. Diantara tipe media yang sedikit itu, yang
paling dominan adalah televisi.
Menurut McKinsey, televisi dan promosi dari mulut ke mulut, menjadi yang paling
penting mempengaruhi konsumen Indonesia. Untuk pembelian produk makanan dan
alat rumah tangga, dua pertiga konsumen mengatakan mengandalkan informasi dari
televisi dan mereka mengakui informasi itu kredibel. Sedangkan untuk pembelian
barang elektronik, jumlahnya turun sedikit, yakni hanya setengah.
Konsumen Indonesia juga menganggap penting rekomendasi dari komunitas, teman
dan keluarga dalam menentukan pilihan merek. Apalagi rekomendasi tersebut dapat
mereka dapatkan melalui facebook, twitter mau pun blackberry messenger.
Sebaliknya, kendati penggunaan internet semakin meluas, McKinsey menemukan
hanya sedikit yang menyandarkan keputusannya kepada situs-situs penyedia produk
dalam menetapkan merek pilihan.
JAKARTA, Jaringnews.com -